Berapa Tahun Umurnya Dunia ?
Diceritakan
ketika Nabi Musa a.s menajat kepada Tuhan Robbul’ Alamin di bukit
Thursina, maka pada saat itu berkesempatan Nabi Musa a.s bertanya kepada
Allah dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Jawab Allah : Pertama-tama aku jadikan adalah Nur Muhammad. Kemudian kujadikan Durratul Baidhoo’ dari Nur Muhammad. Dari Durratul Baidhoo’ aku jadikan 70.000 negeri di cakrawala, jika kita pakai istilah sekarang ialah 70.000 planet
di cakrawala. Maka satu planet itu luasnya tujuh puluh kali Bumi.
Tiap-tiap planet itu dijadikan penghuninya 70.000 orang bukan dari
bangsa jin, dan bukan bangsa manusia, dan juga bukan bangsa malaikat.
Kesemuanya dijadikan dengan kalimat “Kun fayakuun”. Mereka beribadat
kepadaku sampai 70.000 tahun.
Kemudian
belakangan mereka jadi berdurhaka kepadaku, lalu aku binasakan mereka
itu semuanya. Lalu kemudian setelah itu aku jadikan lagi 80.000 buah
negeri (planet) yang besarnya cuma sepuluh kali dari bumi dunia. Semua
berada di cakrawala yang bertingkat-tingkat. Di planet itu aku ciptakan
sebangsa unggas yang memakan tumbuh-tumbuhan, biji-bijian. Lama
kelamaan unggas-unggas itu pun punah. Kemudian baru aku jadikan 20.000
makhluk sebangsa manusia dari cahaya secara berangsur-angsur lalu punah.
Kemudian
setelah berselang 70.000 sesudah itu, baru aku jadikan Qalam, Lauhil
Mahfuzh, ‘Arsy dan kursi dan malaikat. Maka setelah kira-kira 70.000
tahun lagi barulah aku jadikan syurga dan neraka.
Kemudian setelah itu baru aku jadikan makhluk manusia yang namanya Adam, bukan bapakmu Adam yang sekarang ini, hai Musa.
Aku jadikan dia
dari awal Adam sampai keturunannya yang terakhir 10.000 tahun lamanya.
Setelah itu aku jadikan pula Adam yang lain dengan keturunannya terakhir
dalam masa 10.000 tahun.
Demikian
seterusnya Aku jadikan tiap-tiap Adam dan keturunannya dalam masa
10.000 tahun, berganti-ganti, sampai mencapai 10.000 orang Adam. Maka
Adam yang sekarang inilah yang kesepuluh ribu kalinya.
Demikianlah keterangan yang dikutib dari kitab “Permulaan Dijadikan Langit Dan Bumi” oleh Al’Allamah Syaikh Nuruddin Ali.
Olehnya itu, jika kita renungkan keterangan di atas, jelaslah bagi kita umur dunia sudah lama benar atau sudah tua betul. Coba
saja bayangkan, setiap Adam Tuhan ciptakan sampai anak keturunannya
yang terakhir, adalah memakan waktu sampai 10.000 tahun. Maka berapakah
jumlahnya 10.000 x 10.000 tahun ?
10.000 x 10.000 = 100.000.000 tahun
Jadi
jelasya bahwa bumi kita telah dihuni oleh manusia yang pertama Tuhan
ciptakan, sampai Adam yang terakhir di zaman kita ini adalah lama
masanya memakan waktu seratus juta
tahun. Kalau baru-baru ini ahli purbakala telah menemui tengkorak
manusia di tanah Jawa yang sudah berumur 300.000 tahun, itu belum
seberapa jika dibandingkan dengan keterangan dan pendapat ulama Islam
Syekh Nuruddin Ali, bahwa bumi kita ini telah dihuni manusia sudah
seratus juta tahun lamanya.
Untuk
memperkuat keterangan akan sudah tua umurnya dunia, pernah diceritakan
oleh junjungan kita Nabi Muhammad Saw tentang pengalaman dan
penglihatannya dalam perjalanan Isra’ dan Mi’rajnya, yaitu nampak ada
seorang wanita memanggil-manggil merayu namanya. wanita itu nampak sudah
tua, namun masih nampak cantik rupanya, memakai pakaian yang indah
serta perhiasan yang gemerlapan, emas, intan dan berlian.
Lalu Nabi bertanya kepada Jibril, siapakah gerangan dia wanita itu ? Jawab Jibril : “Itulah dunia !”.
Kita
kini sama membuktikan dengan mata bahwa apa yang dilihat Nabi itu
adalah betul-betul dunia, semakin tua bertambah cantik, yang dimaksud
dengan dunia adalah negeri atau bumi dimana tempat manusia “bersemayam”.
Cobalah
kita perhatikan kota-kota di Indonesia yang semakin hari pembangunannya
semakin hebat dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi dan jalan
rayanya lebar dan luas, dengan lampu-lampunya yang berwarna-warni di
waktu malam. Bukan di Indonesia saja, bahkan seluruh dunia sedang
membangun.
Apakah artinya bangun dalam bahasa Arabnya ? tidak lain dan tidak bukan bahasa Arabnya adalah “Qiyaamah”.
Jadi
jelas dunia sekarang sudah mulai mau kiamat dimana-mana !. Sudah dihias
atau sedang dihiasi dunia oleh manusia. Inilah menunggu detik-detik
sampai saatnya masa terkahir bagi dunia ini. Manandakan zaman bahwa ciri
dan alamatnya adalah Allah tidak akan mengutus seorang Nabi sesudah
Nabi Muhammad Saw, karena peribadi beliau sudah menjadi predikat Nabi
Akhir Zaman.
Sumber : Ustadz Musannif Effendie. Berita Alam Ghaib Sebelum Dan Sesudah Hari Kemudian.
0 komentar:
Posting Komentar